Rabu, 10 Juli 2013

Sorry, I love you..

Prolog 

Ntah apa yang difikirkan oleh Keyra saat dia bertemu dengan Jayden Gilchrist, dia menganggap Jayden adalah kakaknya yang meninggal tiga bulan yang lalu karena kecelakaan. Awalnya Jayden terkesan acuh tak acuh terhadap Keyra. Tapi lama kelamaan dia menjadi sangat peduli dengan Keyra, bahkan dia bersedia menjadi kakak bagi Keyra.

            Namun kedekatan Keyra dan Jayden itu disalah artikan oleh kekasih Keyra, Kevin. Kevin menganggap mereka berdua memiliki hubungan lebih dari saudara angkat, akibatnya hubungan Keyra dan Kevin meregang. Disaat itulah Keyra mulai menjauh dari Jayden. Keyra tidak mau merusak hubungannya dengan Kevin, Keyra sangat menyayangi Kevin meskipun kakaknya dulu sangat menentang keras hubungannya dengan Kevin. Tapi Keyra tetap pada pendiriannya, Kevin adalah lelaki yang tepat untuknya. Saat Keyra ingin memperbaiki hubungannya dengan Kevin, Kevin malah mengkhianatinya. Keyra kembali terpuruk, dia telah kehilangan Kieran kakaknya, telah menjauh dari Jayden kakak angkatnya, dan sekarang harus menerima kenyataan bahwa Kevin pun telah mengkhianatinya. Apa yang akan dilakukan Keyra untuk keluar dari keterpurukannya? Bagaimana dengan Jayden? Apa yang akan dilakukan Jayden saat mengetahui Keyra dikhianati oleh Kevin?


Minggu, 03 Februari 2013

Part 1



##
Almost nothing is impossible our love 
Can open any door But it's impossible to
Let you go...

It's easier to walk  on water
It's easier to part the sea
Than to live another day without you
And just forget about what you mean to me
It's easier to reach the heaven
Then for us to work this out
I haven't prayed in so long
But if it brings you back somehow
Then I guess I'll need a miracle right now
I need a miracle right now..yeah

Entah sudah berapa kali kudengar alunan lagu itu, rasanya aku benar benar memerlukan keajaiban untuk dapat mengembalikannya kehadapanku. Mengembalikan dia agar dapat kembali mengisi hari hariku, seperti dulu. Aku merindukanmu Bryan, aku menginginkanmu ada disini..

Dan sudah berapa lama aku mengurung diri dikamarku, ntah sampai kapan aku harus begini. Membiarkan diri didalam keterpurukan yang tak berujung. Merasa bersalah atas kejadian yang telah terjadi.  Aku menginginkanmu Bryan, sungguh. Teriakku dalam hati. Tak terasa air mataku turun deras. Aku menangis lagi..

Saat itu yang kulihat ada Bryan disampingku, dia duduk sambil merangkul tubuhku.
jangan pernah kau menyesali ini sayang. Ini bukan salahmu. Aku yang tak jujur padamu katanya
ini salahku Bryan, aku yang menyebabkan semuanya terjadi. Maafkan aku kataku sambil menangis,
kamu tidak salahh, jangan pernah merasa bersalah atas semua kejadian ini. semua telah digariskan oleh Tuhan, semuanya  akan baik baik saja.. percaya itu katanya lagi.
tapi aku..belum sempat aku melanjutkannya. Bryan meletakkan jarinya di bibirku
kau akan baik baik saja,.. katanya sambil melepaskan rangkulan tangannya dari tubuhku
kau mau kemana?? tanyaku sambil menarik tangannya
aku tidak akan kemana mana,. Dan jangan takut, akan ada seseorang yang menyayangimu melebihi aku.. katanya
tidak, aku hanya membutuhkanmu. Bukan orang lain.. teriakku.

Lalu dia melepaskan tanganku, dan pergi menjauh dariku,. Hingga bayangannya pun tak terlihat lagi olehku. Aku masih menangis dan menjerit.
aku membutuhkanmu, Bryan.. jangan pergii..teriakku
claraa,, bangun sayang,, kamu kenapa?? tiba tiba badanku tergoyang dan terdengar seseorang memanggilku..
aku mau ikut kamu...teriakku sambil menangis.
claraa, ini mama sayang. Ayo bangun.. mama terus memanggilku.

Kubuka mataku pelan pelan, kulihat langit langit yang berwarna putih dan begitu melihat kesamping, mama dan papa menatapku cemas.
maa, Bryan ma.. kataku sambil menangis.
kenapa sayang.. kamu kenapa.. ingat Bryan sudah gak ada. Kamu tau itu. kata mama sambil memelukku
ma bryan, maa masih saja aku merengek dipelukannya.

Malam itu aku hampir tak bisa tidur, padahal ingin sekali aku tidur agar aku dapat bertemu dengan Bryan lagi. Akhirnya aku baru tidur saat jam sudah menunjukkan pukul 3 dinihari.

******

Hari ini aku hari pertama masuk kuliah sejak kepergian Bryan, setelah hampir seminggu aku mengurung diri dikamar.  Pagi papa yang mengantarkan aku kekampus. Saat di mobil fikiran ku melayang, aku masih ingat betul kejadiannya.

Dua hari sebelum meninggalnya Bryan aku bertengkar dengannya, karena 2 minggu sebelumnya kulihat dia sedang berpelukan dengan seorang perempuan yang tak kukenal. Namun pada akhirnya aku tau bahwa perempuan itu adalah mantan pacarnya yang telah menikah dngan laki laki lain. 

Saat itu kulihat dia memeluk perempuan itu dengan mesra. Saat ku pergoki, Bryan terkejut dan mengatakan bahwa itu temannya yang sedang mendapat masalah. Awalnya aku percaya, namun kejadian itu berulang sampai ke tiga kali. Dan hal itu sangat sulit untuk kupercayai bahwa apa yang dikatakan Bryan benar. 

Siang itu, aku bertemu dengannya dikampus setelah kuliah. Dia berusaha meminta maaf padaku, namun sedikit pun tak kugubris dia, saat itu aku sangat membencinya,.
Clara, maafkan aku. Akan ku jelaskan semuanya katanya
aku tidak  punya bnyak waktu, aku sibuk.. kataku sambil beranjak dari kursiku dan bergegas pergi. 

Namun dia mengejarku.
“Clara, tolong jangan begini... aku bingung harus bagaimana??maafkan aku katanya
aku juga tak mengerti bagaimana?? 
kita putus, aku  kecewa denganmu.. jawabku lagi.

Dia menarik tanganku dan menggenggamnya erat. aku sayang kamu, Clara.. kamu sayang aku kan?? katanya
itu dulu, sekarang tidak. Kita putus Bryan, kita putus kataku sambil menarik tanganku. 
Dan bergegas pergi. Ku dengar dia terus memanggilku, namun aku tak menghirukannya.

Sepulang dari kuliah aku sibuk dengan tugas tugas kuliahku yang banyak. Aku berusaha untuk melupakan permasalahnku dengan Bryan, aku tak ingin semua itu mengganggu konsetrasi belajarku. Setelah semua tugasku selesai, aku beranjak tidur, apalagi kulihat sudah jam 11.45 malam. Kulihat ponselku yang kutaruh ditempat tidur mati, sialan ternyata batre nya habis. Langsung saja ku charge ponselku dan aku langsung tidur.

Namun saat tidur beberapa kali aku terbangun, aku merasa seseorang memanggilku. Hingga pagi harinya aku terbangun saat mama mengetuk pintu kamarku
Clara.. bangun sayang..?? kata mama
iya , ma,.. kataku sambil merapikan tempat tidurku. Dan langsung masuk kamar mandi.

Setelah sekitar 10 menit aku keluar dari kamar mandi. Kulihat ponselku yang semalam ku charge masih mati, dan langsung  kuhidupkan. Saat kuhidupkan langsung saja banyak pesan singkat yang masuk.. Aku bingung, tidak seperti biasanya dan akhirnya aku membaca salah satu pesan. 

“Clara, kamu dimana?? Bryan kecelakaan, sekarang dia ada dirumah sakit. Isi pesan  sahabatku Cheryl  Hawks.

Apa?? Bryan kecelakaan. Langsung saja ku telpon Cheryl.. Tak lama kemudian telponnya diterima.
“Haloo, Cheryl. Ponselku mati, aku tidak tahu. Apa?? Dia belum sadar. Ya aku kesana Jawabku panik.

 Langsung saja aku menutup telponnya dan bergegas pergi. Tak kuhiraukan, mama yang memanggilku untuk mengajak sarapan. Beruntung saat keluar rumah, ada taksi lewat dan aku langsung menumpanginya. 

Sekitar 15 menit aku sampai dirumah sakit. Aku langsung berlari kedalam menanyakan kamar rawat Bryan. Tak lama kemudian aku menemukannya. Saat datang kulihat ada 3 sahabat Bryan, Shane Filan, Nicky Byrne  dan Kian Egan,. Nicky, sahabat Bryan juga sepupu ku,, Aku langsung masuk dan  menghampiri Bryan yang belum sadarkan diri, kepalanya diperban, dan beberapa luka dikaki dan tangannya. Aku langsung menangis dan memeluknya.

kau kenapa?? 
Bryan kecelakaan tadi malam, saat dia pulang dari club ...kata nicky
dari club?? tnyaku heran.
iya dari club, dia kesana bersama Mark. Saat diclub Bryan minum, dan akhirnya dia mabuk. Bryan yang mabuk, memaksakan membawa mobil. Akhirnya Bryan dan Mark kecelakaan... jelas Nicky.
“Kata Dokter,  ada pengaruh alkohol hingga mengakibatkan dia kecelakaan.. kata Shane menambahkan.

Aku tersandar lesu di samping tempat tidur Bryan sambil menangis, lemah rasanya tubuhku. Aku tau pasti disaat Bryan sedang ada masalah dia akan minum, sampai mabuk. Aku berfikir apakah pertengkaran kami kemarin siang menjadi penyebabnya.  Air mataku langsung turun dengan derasnya. 

Nicky langsung menenangkan ku.
“Tenang lah Clara, kita sekarang hanya bisa berdoa supaya Bryan cepat sembuh.. kata Nicky sambil memegang bahuku.
Masih saja aku menangis, apa yang harus kulakukan untukmu Bryan 
kita hanya bisa berdoa agar Bryan dan Mark tetap baik baik saja.. kata Kian.

Saat itu ku putuskan untuk tetap dirumah sakit untuk menjaga Bryan, tak sedikitpun aku meninggalkannya.  Malam itu, tak terasa aku tertidur sambil mengenggam erat tangannya. Kurasakan seseorang menggerakkan tanganku..

Claa.... awalnya suara itu kuanggap sebagaii mimpi.
“Claraa,.. panggilnya lagi.
Aku membuka  mataku pelan, kulihat tangan Bryan bergerak. Aku langsung kaget..
Bryan.. kau sudah sadar.. 
“Claa, maafkan aku.. panggilnya sambil membuka matanya.
Nicky, Kian, Shane.. Bryan sadar, teriakku pada mereka. Mereka yang menunggu diluar langsung saja masuk kekamar Bryan.
Claa.. maaf.. aku,... belum sempat dilanjutkan kata katanya, aku langsung memeluk erat tubuhnya.
Bryan, kamu jangan berfikir yang macam-macam. Aku sudah memaafkanmu.." kataku

Mark, mana Ki.. dia mengalihkan pandangannya ke Kian.
Mark, ada. Keadaannya sama seperti kamu. Tadi sore dia sudah sadar, tapi.. belum sempat Kian meneruskan perkataannya tiba tiba ponselku berbunyi. Kulihat dilayar ponselku, Mama yang menelpon.
Bryan, mama nelpon. Aku keluar sebentar yaa.. kata ku. Bryan mengangguk. 

Aku pun langsung keluar dari kamar Bryan. Dan menerima telpon mama. Saat itu mama juga mengkhawatirkan keadaan ku. Karena mama tau aku belum istirahat sedikit pun sejak pagi tadi. Tapi aku bersikeras untuk tetap disini bersama Bryan.  Akhirnya mama mengizinkanku untuk dirumah sakit  malam ini, dan besok pagi aku harus pulang. 

Selesai menelpon, aku masuk kekamar Bryan lagi. Kulihat sudah ada dokter dan orang tua Bryan disana. Aku hanya duduk disofa diruangan Bryan sambil memperhatikan mereka, sedangkan Kian, Nicky dan Shane sedang dikamar Mark. Setelah selesai memeriksa Bryan, mereka keluar lagi..

Clara, om sama tante mau keluar untuk menemui dokter. Kamu jaga Bryan yaa. Tante Jane menghampiriku.
“Iya, tante,.. jawabku sambil mengangguk.

 Lalu aku beranjak dari sofa dan duduk di kursi dekat Bryan, kulihat Bryan sudah tertidur. Saat itu aku hanya diam sambil memandangi Bryan, dan kudengar seseorang mengetuk pintu.
yaa, masuk.. jawabku.
Saat masuk, kulihat seorang perempuan datang, sambil menangis,. Awalnya aku bingung, namun beberapa saat terdiam aku ingat. Dia mantan pacarnya  Bryan yang kemarin. Aku  menunduk dan tak bersuara saat dia datang sambil menangis dan memeluk Bryan.
kau kenapa Bryan.. kata perempuan itu.

Rasanya sakit sekali melihat perempuan itu memeluk Bryan, ingin aku marah, tapi aku sadar bahwa Bryan sedang sakit. Kulihat Bryan terjaga dari tidurnya.
krist... panggil Bryan. Sepertinya Bryan risih saat dipeluknya.
kenapa kamu begini Bryan??, aku khawatir.. katanya lagi.
aku... Bryan gugup.

Lalu aku berdiri dari tempat dudukku. aku keluar dulu.. kataku sambil bergegas pergi.
Claraa.. kamu. Bryan memanggilku.
aku ada urusan sebentar.. jawabku sambil cepat cepat keluar.
Lalu aku duduk didepan kamar rawat Bryan, aku bingung apa yang harus kulakukan. Apa aku harus pulang, tapi Bryan sakit tapi sungguh sakit rasanya melihat mereka berdua. 

Sekitar 10 menit  aku diluar, kulihat perempuan itu keluar. Dia menangis saat keluar dari kamar Bryan.
Aku tak tau apa yang terjadi, lalu aku masuk kembali kekamarnya dan duduk sambil memejamkan mata.
Claa.. panggil Bryan..
Aku masih memejamkan mataku.
“Claraa,.. panggilnya lagi sambil menyentuh tanganku. Aku masih saja diam.
kau tidak tidurkan?? maafkan aku  Clara. Aku bisa jelaskan semuanya.. katanya

Aku diam karena masih kesal, namun tak terasa air mataku jatuh. Aku membuka mataku dan menatapnya. 
“Claraa, aku sungguh mencintaimu.. katanya
Aku mengangguk pelan, tapi sulit rasanya untuk kukatakan aku juga mencintainya.
yaa, aku juga.. jawabku pelan.
dia,,, katanya namun  kuletakkan jariku dibibirnya. Aku tak ingin mendengar lagi tentang masalah itu. aku tak mungkin membahasnya saat Bryan masih sakit.. 

aku sudah memaafkanmu, kamu jangan mikir apa - apa lagi. Sekarang kamu istirahat. Supaya cepat sembuh.. kataku
“Claraa,, katanya lagi.
aku akan ada disini malam ini denganmu.." kataku sambil mengenggam erat tangannya.

Lalu kutundukkan kepalaku disamping Bryan.. Kupejamkan mataku walau aku sama sekali tidak ingin tidur. Saat itu Bryan membelai wajahku. Beberapa kali dia menciumku. Namun aku masih memejamkan mataku.