Celia.. apa yang
dilakukannya ditempat ini. Aku langsung memberhentikan mobilku didekatnya dan
menghampirinya.
“Celia..”
panggilku
“Ja.. Jayden..”
jawabnya gemetar karena kedinginan.
“Apa yang kau
lakukan disini? dan dengan siapa kau disini?”
“Aku....”
“Ah, nanti saja
kau jelaskan padaku. Sekarang ayo masuk.” Jawabku sambil menarik tangannya.
Tanpa protes
Celia mengikuti permintaanku. Dia masuk kedalam mobil dan duduk disampingku.
“Pakai ini, kau
pasti sangat kedinginan.” Aku memberikan jaket yang kupakai tadi.
“Terima kasih,
Jayden.” Jawabnya sambil mengambil jaket dari tanganku dan langsung memakainya.
Aku mulai
mengendarai mobilku lagi. “ Sekarang ceritakan mengapa kau ada ditempat itu
tadi.”
Dia mulai
menceritakan semuanya kepadaku sambil menangis. Aku tak pernah menyangka bahwa
Celia yang ku kenal selalu ceria mengalami kisah seperti itu. Kisah cinta yang
menyedihkan. Maaf Celia, aku tak bisa membantu apa-apa. Aku menghela dalam
hati.
****
Keyra.
Sudah satu jam lebih aku mencari
surat persetujuan untuk seminar penelitian yang sudah ditanda tangani oleh
dosen pembimbingku dan hasilnya sama tetap tidak ada. Dimana aku harus
mencarinya? Seingatku aku menyimpannya didalam map yang berisi berkas-berkasku
yang lainnnya. Aku sudah menelpon Olivia kalau saja aku menitipkan surat itu
padanya, tapi tetap tidak ada. Aargghhh, ceroboh, ceroboh. Kenapa kebiasaan
burukmu tidak pernah hilang Key. Aku memaki diriku sendiri. Aku mulai menangis,
karena kesalahanku sendiri. Kemana surat itu Ya Tuhan.. Aku membutuhkannya,
besok pagi ada seminar. Saat sedang mencarinya didalam tasku yang lain, Olivia
menelponku lagi. Dia mengatakan bahwa surat itu bisa diminta lagi dibagian
administrasi fakultasku. Tapi yang membuatku putus asa adalah kantor itu akan
tutup lima belas menit lagi sedangkan jarak dari rumah kekampus itu adalah 45
menit perjalanan. Walaupun aku tahu bahwa itu tidak mungkin, aku tetap
berusaha. Aku langsung mengeluarkan mobil dari garasi dan pergi kekampus.
Saat akan keluar kulihat sebuah
mobil sport berwarna hitam terparkir didepan pintu pagar rumahku. Siapa yang
memarkirkan mobilnya sembarangan, menghalangi jalan keluar. Ahh, siapa pemilik
mobil ini. Aku mendengus kesal.
Aku keluar untuk menghampiri pemilik
mobil itu, tapi tanpa disangka pengemudi mobil itu ternyata turun juga. Dan
ternyata...
“ Kau.....?? “
kami saling menunjuk satu sama lain.
“ Kau.. Aquilla
Keyra Nicoline Feehily”
“ Iya aku Keyra.
Bisakah kau menjauhkan mobilmu dari sini, karena aku sedang buru-buru. Ku
mohon.” Aku tak ingin membuang waktuku lebih lama lagi.
“ Tunggu
sebentar, aku hanya ingin memberikan ini padamu.” Katanya sambil memberikan
selembar kertas padaku.
Awalnya aku
sedikit acuh, namun saat terlihat jelas nama lengkapku dikertas itu mataku
langsung membulat. Itu suratnya Key, itu suratnya. Teriakku dalam hati.
“Hey ini milikmu
kan?” lelaki itu membuyarkan lamunanku.
“Iya ini benar
milikku, bagaimana bisa ada padamu?” jawabku sambil mengambil surat yang
diberikannya padaku.
“ Apa kau lupa,
tadi siang kita bertabrakan dan semua lembaran skripsiku jatuh, begitu juga
denganmu. Dan tanpa sengaja surat ini terbawa olehku.”
Ahh iya, kenapa
aku sampai lupa tentang itu. Lelaki ini yang memarahi tadi pagi.
“ Terima kasih
kau sudah mengantarkannya kesini” jawabku.
“ Hey, kau
jangan berfikir yang tidak-tidak ya. Aku mengantarkannya kesini karena kulihat
jadwal seminarmu besok pagi. Aku tidak mau menjadi penghambat langkah
seseorang”
Siapa juga yang
berfikir macam-macam tentang dia. Tidak pernah, aku hanya ingin berterima
kasih.
“Ya maksudku
terimakasih. Cuma itu saja.”
“ Iya, maaf juga
tadi aku sempat membentakmu saat dikampus. Aku tidak sengaja”
“ Tidak apa-apa,
aku memang ceroboh.” Setelah tadi dia mengatakan bahwa aku berfikir yang
macam-macam tentangnya sekarang dia malah meminta maaf padaku. Lelaki ini aneh.
“ Baiklah, aku
permisi dulu. Kuharap lain kali kau harus berhati-hati Keyra. Sudah beberapa
kali aku bertemu denganmu dan kau selalu melakukan kesalahan yang merugikan
dirimu sendiri.”
“Maksudmu??” apa
maksudnya sudah beberapa kali bertemu denganku? Seingatku baru tadi pagi dan
malam ini aku bertemu dengannya.
“ Aku tidak
bermaksud apa-apa. Bye.. “ dia melambaikan tangannya padaku lalu masuk mobil
dan kemudian pergi.
Sedangkan aku
masih berdiri kaku sambil memegang surat yang diberikan lelaki itu tadi.
Kata-katanya masih jelas teringat olehku. Beberapa
kali bertemu denganku, dan aku melakukan kesalahan.
Lelaki itu,
datang tiba-tiba. Berbicara aneh, dan dia bahkan tidak mengenalkan namanya
padaku. Dia siapa? Keyra apa yang kau fikirkan? Bukan saatnya memikirkan lelaki
itu, fokus pada persiapan besok pagi. Protes hati kecilku.
*******
Semua rencanaku diminggu ini
berjalan dengan lancar, seminar penelitianku sukses dan sekarang saatnya
bersenang-senang. Dulu saat kak Kieran masih ada kami akan pergi kesuatu tempat
untuk merayakannya. Tapi sekarang aku takkan pernah lagi merayakannya bersamamu
kak.
Minggu ini aku berencana untuk pergi
bersama Kevin tapi sayang sekali, Kevin sangat sibuk sehingga kami harus
menunda rencana kami untuk berlibur bersama. Beruntunglah ada acara tahunan
yang biasanya dilaksanakan oleh pihak kampus, yaitu pekan olahraga mahasiswa,
seminar, bazar dan beberapa acara penggalangan dana lainnya sedangkan acara puncaknya
yaitu akan digelar pukul 8 malam ini.
Sejak tadi siang kami berada
dikampus untuk mengikuti acara yang diselenggarakan oleh panitia pelaksana, dan
sekarang tanpa terasa kami sudah mencapai acara puncaknya.
“Key, ayo kita
berdiri disana. Aku ingin melihat Andy lebih dekat lagi”
“ Apa dari sini
kau tidak melihatnya dengan jelas?” tanyaku sambil cemberut.
“ Ayolah Key,
aku hanya ingin melihat kekasihku lebih dekat lagi.” Olivia mulai menarik
tanganku.
Aku baru ingat
kalau Andy adalah kekasih barunya Olivia, wajar saja kalau dari tadi dia ingin
sekali melihat kekasihnya dibarisan paling depan.
“ Hmm, baiklah.
Tapi dengan satu syarat, kita tidak akan pulang terlalu larut malam. Kau
ingatkan aku sekarang sendirian, dan Kevin sedang diluar kota.”
“ Iya Keyra, iya
aku janji” jawabnya sambil mencubit pipiku
Spontan aku
langsung memegang pipiku “Aww, sakit Liv”
“Itu karena kau
terlalu cerewet, ayo kita kesana. Aku yakin sebentar lagi Andy dan
teman-temannya akan tampil.”
Kami berjalan kebarisan penonton
yang paling depan. Tak lama kemudian Andy dan teman-temannya naik keatas
panggung pertunjukkan. Aku memperhatikan mereka satu persatu. Hingga mataku
terfokus pada sang gitaris. Dia lelaki itu, jadi dia berteman dengan kekasihnya
Olivia.
You'll never
touch my face
We'll never play
these games
We'll never be
the same
I think about
that night
You never said
goodbye
You only walked
away
Alunan musik dan suara Andy mulai
memenuhi ruangan aula, aku masih tetap memperhatikan lelaki yang memakai jaket
hitam. Harus kuakui penampilannya sangatlah keren. Astaga Keyra, apa yang kau
fikirkan tentang lelaki itu.
It's like my heart
stopped beating when you walked away
And all that I
believed in is going to waste
You'll never
know that I loved
You'll never
know that I trusted you in every way
You'll never
know that I miss
You'll never know
that I think about you everyday
Aku mengalihkan
pandanganku dari lelaki itu, aku melihat wajah Olivia. Dia ikut bernyanyi
bersama yang lainnya.
You'll never
know these tears I've cried
That I'm
sleeping on your side
And are you
thinking of me?
I don't, I don't
know
You'll never
know I'm up all night
You're still the
best thing in my life
And if you ever
come back
I'll never, I'll
never know..
“Liv... apa kau
sering melihat Andy latihan?” tanyaku sambil berteriak. Suara musik yang
kencang mengharuskanku untuk berteriak saat berbicara dengan Olivia.
“Beberapa kali
Key, mereka sangat keren kan?”
Aku mengangguk
sambil tersenyum.
“Sudah ku duga
kau pasti menyukai mereka”
*****
Tak terasa acaranya telah selesai, sebelum
pulang Olivia memintaku untuk menemaninya menemui Andy. Ternyata Olivia meminta
kekasihnya untuk mengantarkan kami pulang, mengingat sekarang sudah larut
malam. Saat kami sampai diparkiran kulihat Andy bersama lelaki itu.
“Keyra, ini
Andy.” Olivia memperkenalkan kekasihnya padaku.
“Hai, aku
Keyra..” sapaku sambil tersenyum.
“ Hai, Livia
sering bercerita tentangmu, senang bertemu denganmu Key..”
“Terima kasih
Andy, penampilan kalian tadi keren.”
“ Aku senang
jika kalian menyukainya, eh iya ini Jayden..” ternyata lelaki itu namanya
Jayden.
Belum sempat aku
menyapanya Jayden tersenyum menatapku. “ Senang bertemu denganmu lagi Keyra”
“ Aku juga..”
jawabku sambil tersenyum.
“ Kalian pernah
bertemu sebelumnya?” tanya Olivia curiga.
“ Beberapa kali
secara tidak sengaja..” ucap Jayden.
Masih saja dia
mengatakan kalau kami sudah beberapa kali bertemu. Padahal baru dua kali.
“Key, aku dan
Andy ingin membeli minuman dulu. Kau tidak apa-apakan menunggu disini
sebentar”.
Bisa-bisanya
Olivia meninggalkanku dengan Jayden. Sedangkan dia asyik bersama kekasihnya.
“Baiklah..”
jawabku pendek.
Olivia dan Andy
pergi keminimarket yang ada didalam wilayah kampus. Sepeninggal Olivia dan
kekasihnya, aku dan Jayden saling diam. Kami hanya sibuk dengan ponsel
masing-masing. Hingga akhirnya Jayden memecah keheningan antara kami berdua.
“Keyra, aku mau
ketoilet sebentar. Kau tidak apa-apakan menunggu disini, sebentar lagi Andy dan
Olivia pasti kembali. Seharusnya kau tunggu didalam mobil saja, tapi Andy tidak
meninggalkan kuncinya padaku. Kalau mobil Livia?” tanyanya.
“ Kuncinya ada
di Livia. Ya sudah aku disini saja tidak apa-apa.”
“Lagipula tidak
mungkin kan kau mau ikut denganku” ucapnya sambil terkekeh.
“Apa maksudmu??
Tidak aku disini saja.” Jawabku sambil cemberut.
“ Aku Cuma
bercanda Key..” katanya sambil pergi meninggalkanku.
*****
Jayden
Selesai dari
toilet, aku bergegas kembali keparkiran menemui Keyra. Aku takut kalau Andy dan
kekasihnya belum kembali dari minimarket. Saat aku sampai diparkiran aku tidak
melihat Keyra, yang ada hanyalah tasnya.
“Keyra..
Keyraa..” aku memanggilnya.
Tapi tak ada jawaban
sama sekali. “ Keyraa....” panggilku lagi sambil mengedarkan pandanganku
kebeberapa arah. Tiba-tiba firasat buruk menghampiriku...
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar