Rabu, 25 September 2013

Sorry, I Love You : It's You.

Keyra.



“I can be tough. I can be strong.
But with you, its not like that at all.
There’s a girl, that gives a shit.
Behind this wall. You just walked through it....”
Suara nada dering ponselku membuyarkan semua lamunanku, dengan malas kuambil ponsel yang kusimpan didalam tas. Sebuah pesan singkat masuk.

            **Sayang, maaf ya. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan siang ini, aku tidak bisa menemuimu sekarang. Aku harap kau mengerti, maaf. I love you, Keyra**

Sejenak aku tersentak membaca pesan yang baru saja kuterima dari Kevin. Kevin... kenapa tidak dari tadi kau menghubungiku, sudah satu jam aku di cafe ini. Inilah kebiasaan burukmu, sering membatalkan janjimu sendiri. Padahal kau menyuruhku kesini, dan sekarang kau juga yang tidak datang menemuiku. Aku menggerutu kesal dalam hati.

Akhirnya kuputuskan untuk pulang, aku memasukkan buku-buku yang tergeletak dimeja kedalam tas. Setelah membayar tagihannya, aku beranjak pergi dari tempat itu. Saat sedang berjalan kudengar ponselku berbunyi lagi, kali ini panggilan dari Kevin. Aku langsung menerima panggilannya.

“Halo..”
“Keyraa, kau marah padaku?”
“Kau fikir saja sendiri” jawabku ketus.
“Key, tadi aku akan menemuimu, tapi ada meeting mendadak. Dan aku harus menghadirinya. Maaf ya sayang.”

Aku hanya diam mendengar penjelasan darinya.
“Keyra..”
“Hmm..” jawabku pendek.
“Maaf ya, aku janji lain kali aku pasti datang”
“ Terserah” saat ini aku sangat malas berbicara dengannya.
“Keyra, ada apa denganmu?. Kau sakit ya?” tanyanya.
Kevin, kenapa kau tidak sadar juga. Saat ini aku kesal, ingin marah padamu. Tapi kau malah bertanya ada apa denganku. Kau benar-benar membuat moodku hancur berantakan.
“Aku tidak apa-apa. Selesaikan saja pekerjaanmu.”
“ Keyra, aku tahu kau marah padaku. Tapi tolong, mengerti sayang.”
“ Vin, sudah dulu ya. Saat ini aku sedang dijalan,..” belum selesai aku berbicara dengannya,. Tiba-tiba..
Buukk..
“Aduhh..” tanpa sengaja aku mengadu, sambil memegangi pundakku. Aku terkejut saat seorang laki-laki menabrakku dengan cukup keras.
“Maaf..” aku langsung mendongak saat lelaki itu bicara. Lelaki yang memiliki postur tubuh tinggi, memakai topi dan kacamata hitam.
“Aku juga tidak melihatmu” jawabku.
“Kau tidak apa-apa?” tanyanya sambil memegang pundakku.
“Tidak, aku tidak apa-apa. Permisi.” Jawabku sambil pergi meninggalkannya.

Saat aku sudah meninggalkannya, aku mendengar lelaki itu memanggil seseorang.
“Hey, nona..”
Awalnya aku tak menghiraukannya. Tapi saat aku merasa seseorang menyentuh pundakku,  aku langsung menoleh.
“ Ini ponselmu?” dia menyodorkan ponsel berwarna hitam. Yah, itu ponselku. Bagaimana bisa ponselku ada ditangannya?.
“ Iya ini ponselku. Kau??” aku menunjuk lelaki itu.
“Kau jangan berburuk sangka, aku melihat ponselmu tergeletak dilantai. Aku rasa ini punyamu, karena tidak ada orang lain yang lewat selain kau. Dan sepertinya ponselmu mati.”

Astaga, aku baru ingat tadikan aku sedang berbicara dengan Kevin, dan tiba-tiba lelaki ini menabrakku. Pada akhirnya ponselku terjatuh.
“Hey.. Ini memang punyamu?” suaranya membuyarkan lamunanku.
“Iya ini ponselku.”
“Aku harap lain lain kau harus lebih berhati-hati. Jangan sampai kau menjatuhkannya lagi.” katanya sambil memberikan ponselku.
Sepertinya lelaki ini tidak tahu kalau dia yang membuat ponselku terjatuh. “ Sebenarnya aku tadi sedang menelpon kekasihku, tapi kau menabrakku dan ponselku terjatuh”
“Oh, itu karena ku ya? Astaga, maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja.” Ucapnya dengan raut wajah menyesal.
“Sudahlah, tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengembalikannya padaku”
“Sebaiknya kau lihat dulu, apakah ponselmu rusak?”

Aku menghidupkan kembali ponselku, setelah menunggu beberapa saat aku baru yakin kalau ponselku masih berfungsi dengan baik.
“Tidak, ini masih berfungsi dengan baik.” Jawabku sambil tersenyum.
Dia mengangguk kepadaku. Sedangkan aku meninggalkan lelaki itu, berjalan keluar dari cafe dan memberhentikan sebuah taksi yang lewat dan pulang kerumah. Hari yang melelahkan dan cukup menguras emosiku.

*****
Jayden


            Sial, kenapa bisa hari ini aku terlambat bangun pagi ini. Padahal aku telah mengatur jam waker ku agar aku dapat bangun tepat waktu. Tapi nyatanya aku terlambat. Aku menggerutu dalam hati sambil mengemudikan mobilku dengan kencang. Aku tak peduli beberapa orang yang mengumpat karena kelakuanku menyalip mereka dengan tiba-tiba. Aku hanya ingin sampai dikampus tepat waktu, aku sudah berjanji dengan dosen pembimbingku untuk bertemu dengannya.

            Setelah perjalanan yang panjang, aku berhasil sampai kekampus. Setelah memakirkan mobil, aku bergegas memasuki ruang dosen sambil membawa beberapa berkas yang harus kuajukan kepada dosen pembimbingku. Saat aku sedang terburu-buru, aku terkejut dengan seseorang yang menabrakku dan menjatuhkan semua berkas yang kubawa. Yah, sekarang semuanya jatuh dan berantakan. Tuhan, sungguh sial hari ini. Disaat genting, malah hal-hal yang tidak penting terjadi. Dengan cepat aku mengambil dan menyusun kembali berkas yang berserakan dilantai.

“Maafkan aku, aku tidak sengaja. Sungguh..” ucap wanita itu sambil membantuku membereskan berkas-berkasku.
“Bisakah kau sedikit hati-hati, Nona. Kau membuat semua berkas skripsiku jatuh dan sekarang berantakan.”
“Maaf, sekali lagi aku minta maaf. Aku akan membantumu membereskan semuanya. Sini ku bantu untuk menyusunnya lagi.” Jawabnya lagi sambil menjulurkan tangannya utnuk meminta berkas yang ada ditanganku.
“Tidak usah, aku bisa menyusunnya lagi. Terima kasih.”
“Aku benar-benar minta maaf.”
Setelah semua berkas terkumpul aku mendongak pada wanita itu, sesaat aku memandangi wajahnya. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya. Tapi dimana? Entahlah, tidak banyak waktu untuk memikirkannya.
“Aku....”

            Tapi belum selesai dia berbicara aku sudah memotongnya, karena aku tahu kalau dia ingin meminta maaf lagi. Dari raut wajahnya aku sudah membaca, dia sangat bersalah. “Iya aku memaafkanmu. Aku tidak banyak waktu, permisi.” Jawabku sambil meninggalkannya pergi.

******
            Setengah jam sudah aku menunggu disini, tapi yang kudapatkan nihil. Dengan entengnya, asistennya mengatakan bahwa beliau tidak bisa menemuiku. Ada rapat mendadak dengan rektor dan jajarannya. Aku menghela nafas panjang, pengorbanan yang cukup panjang untuk datang kekampus hari ini tapi hasilnya, kosong. Benar-benar sial.

            Aku keluar dari ruang dosen dengan lesu sambil membawa berkas yang tadi telah kususun lagi dengan rapi. Aku mengingat lagi apa yang telah kulewati pagi ini, bangun terlambat, mengemudikan mobil dengan kencang hingga beberapa orang mengumpat, memarahi seorang wanita yang menabrakku. Wanita yang menabrakku? Aku baru ingat siapa dia, dia yang kutemui dicafe beberapa hari yang lalu. Saat itu kami bertabrakan sehingga ponselnya jatuh. Dan tadi kami bertabrakan lagi. Siapa yang ceroboh diantara kami berdua, aku atau dia. Kami bertemu dua kali dengan momen yang sama. Apa itu kebetulan? Entahlah..

            Sesampainya diparkiran aku langsung pergi meninggalkan kampus untuk makan siang. Setelah itu aku akan pergi kerumah Andy, sahabatku. Seperti biasa, kami akan latihan band  untuk persiapan mengisi acara penggalangan dana dikampus minggu depan. Saat diperjalanan kerumah Andy, hujan turun dengan deras. Aku memperlambat laju mobilku, karena jarak pandangnya yang pendek sehingga aku harus berhati-hati. Suhu udara berubah menjadi sangat dingin. Tidak bisa kubayangkan kalau aku berada diluar sana.


            Hujan semakin deras saat aku melewati area taman kota yang letaknya tidak jauh dari sebuah komplek pemakaman. Taman kota yang biasanya ramai sekarang sepi. Dimusim hujan seperti ini orang-orang sangat malas untuk beraktivitas diluar. Sambil mengendarai mobil dengan pelan, aku mengedarkan pandanganku kesekitar jalan. Mataku tertuju pada sesosok wanita yang sedang berdiri, melipat kedua tangannya sambil berteduh dibawah sebuah pohon dipinggir jalan. Wanita itu berdiri sendirian ditengah derasnya hujan seperti ini? Menyadari kehadiranku, dia melihat kearah mobilku. Deg.. aku terkejut, wanita itu? Sedang apa dia didepan komplek pemakaman sendirian?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar