Rabu, 25 September 2013

Sorry, I Love You : When I'm With You.

Keyra sama sekali tak menjawab panggilanku, hal itu membuatku semakin panik. Sempat terlintas dibenakku kalau dia pergi, tapi jika dia pergi kenapa tasnya malah tergeletak disini. Tidak, pasti ada yang tidak beres. Sekali lagi aku melihat kesekeliling halaman parkir kampus ini, hingga pandanganku tertuju pada bayangan seseorang yang ada dekat pohon besar yang ada dibagian pojok halaman parkir ini. Jujur aku sangat mencurigainya. Namun kecurigaanku ternyata benar, tak lama kemudian terdengar suara teriakan perempuan dari arah sana.
“ Lepaskan akuu!!!”
“Diam..!!! buat ini lebih mudah sayang.” Terdengar suara lelaki dari arah sana.

           Tanpa berfikir panjang, aku langsung berlari kearah suara itu. Benar saja, kulihat Keyra telah tersandar dipohon besar dengan posisi lelaki itu menekan tubuhnya.

            Rahangku mengeras melihatnya, emosiku sudah tak dapat ketahan lagi, dengan cepat aku melepaskan Keyra dari lelaki itu dan menghajar lelaki itu sampai dia tersungkur ketanah. Sebenarnya akan lebih mudah menghajar orang yang setengah mabuk seperti ini. Tapi dia cukup kuat untuk dilawan. Sehingga beberapa kali aku mendapatkan pukulan ditubuhku.

            Aku dan dia terlibat baku hantam. Hingga akhirnya dia tak dapat berbuat apa-apa lagi setelah satu tendangan telak kuhantamkan ke bagian perutnya.   
"Kurang ajar, sekali lagi kau mendekati Keyra. Aku takkan segan-segan membunuhmu!! Ingat itu" Bentakku pada lelaki itu.
           
            Aku melepaskan lelaki itu, lalu mendekati Keyra yang terduduk ditanah sambil memeluk kedua kakinya. Dia menangis, dan tubuhnya gemetar.
"Keyraa.. Kau tidak apa-apakan?."
"A..ku.. Ta..kut..."jawabnya terbata-bata.
"Tenang, jangan takut Key."

            Lalu perlahan-lahan aku membantu dia berdiri. Bisa kurasakan bagaimana tubuhnya yang gemetar.
"Diaa..." Keyra langsung memelukku erat. Tubuhku langsung menegang saat tiba-tiba dia  memelukku.
"Lelaki ituu.." tangis Keyra langsung pecah. Air matanya mengalir deras. Entah kenapa hatiku sangat sakit melihatnya menangis seperti ini.

Aku membalas pelukannya dan mengusap punggungnya. "Tenang Key,. Sebaiknya kita  kemobil. Mungkin Andy sudah kembali"

            Saat kami akan kembali ke parkiran. Andy dan kekasihnya datang. Mereka berdua nampak terkejut melihat aku sedang memeluk Keyra yang menangis.
"Jayden, Keyra. Apa yang terjadi? Wajahmu?"
Aku langsung menunjuk kearah lelaki yang sekarang tidak sadarkan diri karena ulahku. "Dia mencoba memperkosa Keyra."
"Astaga Keyra.." Olivia setengah berteriak sambil menutup mulutnya saat mendengar penjelasanku. Dan dia langsung mendekati Keyra.
"Maafkan aku Key, aku meninggalkanmu tadi." Tampak penyesalan diraut wajah Olivia. Keyra hanya menggeleng mendengar ucapan Olivia sambil menangis.
"Aku akan menyerahkan lelaki itu kepolisi. Kalian bawa Keyra pulang."
"Aku akan kemobil lebih dulu. Jayden, kau bawa Keyra." Olivia langsung keparkiran lebih dulu.
"Key, kita pulang...." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku. Terasa olehku tubuh Keyra melemah. Kalau saja aku tak menahannya, pasti tubuhnya sudah merosot ketanah.
"Key.. Keyra.."aku mengeratkan pelukanku, dan menepuk wajahnya. Keyra tak sadarkan diri.

***
Keyra



            Bau disinfektan yang menusuk hidung membuatku yakin kalau ini adalah rumah sakit. Aku membuka mata perlahan. Melihat disekelilingku. Ada Olivia dan dua lelaki disampingnya.
"Aku kenapa?"
"Kau baik-baik saja Key" jawab Olivia sambil tersenyum.
Aku tak percaya sepenuhnya pada ucapan Olivia. Kucoba untuk mengingatnya kembali.
"Keyraa.."

Aku menoleh kearah lelaki yang wajahnya nampak lebam.
"Aku mau pulang." jawabku lemah.
"Tidak sekarang Key.."

            Sedetik kemudian aku dapat mengingat yang terjadi. Bagaimana Mike menarikku, mendorong tubuhku. Menciumiku dengan liar. Seketika kepalaku sakit saat mengingatnya. Ku pejamkan mataku mencoba untuk melupakannya. Tapi bayangan itu terus ada. Nafasku terasa sesak. Air mataku langsung mengalir tanpa bisa kutahan lagi.
"Keyra, lihat aku Jayden. Tenang, kau harus melupakan itu."
Aku menggelengkan kepala.
"Keyra, tenang. Jangan diingat lagi. Mike sudah diserahkan ke polisi. Takkan ada lagi yang akan menganggumu."

            Aku menangis lagi, bayangan beberapa bulan yang lalu kembali teringat. Disaat dia melakukan hal yang sama padaku.
"Keyra, sebaiknya kau minum dulu." Olivia memberikanku segelas air.


***

            Siang harinya aku sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Karena memang tidak ada masalah dengan fisikku. Hanya saja aku masih trauma karena kejadian itu. Bahkan tadi malam aku bermimpi tentang kejadian yang lebih buruk dari itu. Aku benar-benar takut. Ya Tuhan, mengapa kejadian itu selalu menghantuiku.

            Sesampainya dirumah aku masih ditemani oleh Olivia, Andy dan Jayden. Mereka tidak pernah meninggalkanku, padahal aku sudah menyuruh mereka pulang agar bisa beristirahat. Tapi mereka bersikeras untuk tetap disini. Walaupun aku sudah meyakinkan mereka kalau aku baik-baik saja, tapi mereka tetap menemaniku. Ya, aku harus bersyukur memiliki mereka, walaupun aku baru mengenal Andy dan juga Jayden, tapi mereka sangat baik padaku.

***

Jayden.


“Keyra... Key....”
            Aku baru saja memejamkan mataku, tapi suara seseorang memanggil Keyra membuatku kembali membuka mataku dan membenarkan posisi dudukku. Ahh, siapa sebenarnya lelaki ini? Sangat  menganggu sekali.
"Keyra mana Liv?"
"Tenang Vin, Keyra sedang tidur. Biarkan dia tidur dulu. Semalam dia mimpi buruk. Dia menangis dan tidak bisa tidur sampai pagi." jelas Olivia pada lelaki itu.
"Baiklah, aku hanya ingin melihat keadaannya. Aku kekamar Keyra dulu" jawab lelaki itu sambil berjalan kearah kamar Keyra.

Olivia menghempaskan tubuhnya kesofa yang ada didekatku..
"Lelaki itu siapa? Kekasih Keyra?" tanyaku
"Iya itu kekasih Keyra. Namanya Kevin. Dia baru kembali dari luar kota." jawab Olivia.
"Mereka sudah lama bersama?" apa yang sebenarnya ada didalam fikiranku sampai-sampai aku bertanya tentang itu.
"Hampir setahun. Memangnya kenapa?." Tanya olivia.
"Tidak, aku hanya bertanya. Memangnya tidak boleh kalau aku bertanya tentang itu?"
"Tidak. Boleh-boleh saja." jawab Olivia sambil tertawa.
Aku mengerutkan dahi melihat tingkah Olivia "Oh iya, Andy mana?" Tanyaku, karena dari tadi aku tidak melihat Andy.
"Andy sedang keluar membeli sesuatu. Sebentar lagi dia kembali. Ya sudah, lanjutkan saja tidur mu. Aku mau kedapur dulu" ucapnya sambil beranjak dari sampingku.

            Beberapa saat kemudian Kevin keluar dari kamar Keyra, dia bergabung dengan kami yang sedang mengobrol diruang tamu. Rupanya Olivia yang memberitahukan tentang kejadian malam kemarin dengan Kevin. Aku bisa melihat kalau Kevin sangat mencemaskan keadaan Keyra.


***

            Sejak kejadian itu, hubunganku dan Keyra menjadi dekat. Beberapa kali kami pergi bersama Aku tahu tentang Keyra dari Olivia sahabatnya. Tentang masalahnya dengan Mike, dan tentang kakaknya yang meninggal. Padahal dulu saat pertama kali bertemu dengannya, aku fikir dia perempuan yang kuat, ya walaupun dia sangat ceroboh, tapi ternyata dibalik senyuman yang selalu menghiasi wajah cantiknya dia sangat rapuh. Karena itulah aku menjadi sangat peduli padanya. Entah kenapa hatiku terasa sakit saat mendengar semua cerita sedih tentang Keyra.

            Pagi ini aku melihat Keyra duduk didepan kelasnya sambil melamun. Dari raut wajahnya sepertinya dia sedang tidak baik. Keyra, bisakah aku melihat senyumanmu pagi ini. Bukan wajahmu yang pucat, dan matamu yang sayu seperti itu.

Aku langsung menghampiri dan duduk disampingnya.
"Keyra, masih terlalu pagi untuk melamun." Ucapku sambil mengacak rambutnya.
Dia langsung menoleh kearahku. " Uhh, Jayden.. Sejak kapan kau ada disini?" jawabnya sambil merapikan rambutnya.
"Sejak tadi. Kau asyik sendiri dengan fikiranmu. Sampai-sampai mengacuhkanku."
"Maaf, aku benar-benar tidak tahu. Kenapa kau datang kekampus?" jawabnya sambil tersenyum.
"Memangnya aku tidak boleh kekampus. Aku masih mahasiswa disini."
"Kau kan tidak ada kuliah lagi Jayden. Jadi wajar kalau aku bertanya. " jawabnya sambil mengerucutkan bibirnya. Aku benar-benar ingin tertawa melihatnya cemberut seperti itu. Tapi aku menahannya, Keyra pasti marah kalau aku tiba-tiba tertawa.
"Kau kenapa? Apa yang akan kau tertawakan?" tanyanya ketus.
"Hahahaa..” akhirnya aku tak bisa menahan tawaku saat melihat wajahnya cemberut.
“Aku tertawa melihat kau cemberut seperti itu Key. Kau mirip sekali dengan anak yang merajuk saat mainannya diambil"
"Jaydeeeenn...." dia mencubit lenganku.
"Aww, sudah Key. Sakit.. Iya iya, aku takkan meledekmu lagi." Aku mengusap bekas cubitan Keyra dilenganku.
"Kau ada bimbingan ya?" tanyanya lagi. Kali ini dengan wajah yang serius.
"Iya, aku ada janji untuk bertemu dengan dosen. Tapi tadi saat aku keruangannya. Dia sepertinya belum datang. Eh tidak biasanya kau ada dikampus sepagi ini?"
"Aku takut terlambat, jadi aku datang lebih awal."

Aku menatap wajahnya. "Key, apa kau baik-baik saja? Wajahmu pucat."
Keyra diam, dia hanya menunduk saat aku menatap wajahnya.
"Keyraa.." panggilku sekali lagi,
"Ehh, aku tidak apa-apa. Hanya kurang tidur saja." jawabnya sambil tersenyum.
"Kau bohong Key.."
"Jayden... Percaya padaku." 
Aku menggeleng "Aku bisa melihatnya Key.."
Dia menghela nafas. "Aku sedang tidak ingin membahasnya sekarang, Jayden."
"Baiklah aku tidak ingin memaksamu."
"Jayden, aku harus masuk. Dosennya sudah datang." ucapnya sambil beranjak dari sampingku.
"Key, nanti kau pulang dengan Kevin?"
Dia menggeleng."Tidak, Kevin sedang sibuk."
"Ya sudah, aku menunggumu diperpustakaan. Kau pulang denganku saja nanti."
Dia mengangguk, sambil tersenyum..


***
            Keyra datang menemuiku setelah hampir dua jam aku menunggunya disini. Dia datang dengan membawa beberapa buku tebal yang dipegangnya. Sesampainya didekatku, dia langsung duduk. Terlihat jelas diwajahnya kalau saat ini dia sangat lelah.
“Maaf membuatmu lama menunggu. Aku tadi disuruh mengambil buku-buku ini diruangan dosen.”
“ Seharusnya kau menelponku saja tadi, jadi aku bisa kesana membantumu membawa buku-buku ini. Memangnya ini untuk apa?” ucapku sambil melihat judul buku itu satu persatu.
“Ah iya. Sudahlah sekarang aku sudah sampai disini. Ini buku untuk referensi ditugas akhirku nanti.”
Aku mengangguk mengerti “ Key, kita pulang sekarang saja ya? Tapi sebelumnya kita makan dulu, aku sangat lapar.”
“Baiklah, aku juga lapar..” jawabnya sambil beranjak dari tempat duduk.

            Kami sedang diperjalanan menuju sebuah restoran saat ponsel Keyra berbunyi. Obrolan kami mengenai kegiatan dikampus langsung terhenti, Keyra mengeluarkan ponselnya dan melihatnya sebentar kemudian memasukkannya lagi tanpa menerima panggilan yang masuk. Wajahnya yang tadi ceria, berubah menjadi murung setelah melihat nama yang tertera diponselnya.

“Key, kenapa tidak diterima panggilannya?”
“Tidak apa-apa, aku sedang malas menerima panggilan itu.”
“Memangnya siapa yang menelpon?” tanyaku lagi.


            Dia membuka tasnya dan mengambil ponselnya lagi. Suara nada panggilan masuk yang tadi telah berhenti, sekarang berbunyi lagi. Tertera nama orang tidak asing lagi bagiku. Apa sebenarnya yang terjadi diantara mereka? Bukankah selama ini hubungan mereka baik-baik saja. Bahkan kadang aku iri melihatnya. Astaga, Jayden apa yang sedang kau fikirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar