##
Almost nothing is impossible our love
Can open any door But it's impossible to
Let you go...
It's easier to walk on water
It's easier to part the sea
Than to live another day without you
And just forget about what you mean to me
It's easier to reach the heaven
Then for us to work this out
I haven't prayed in so long
But if it brings you back somehow
Then I guess I'll need a miracle right now
I need a miracle right now..yeah
Let you go...
It's easier to walk on water
It's easier to part the sea
Than to live another day without you
And just forget about what you mean to me
It's easier to reach the heaven
Then for us to work this out
I haven't prayed in so long
But if it brings you back somehow
Then I guess I'll need a miracle right now
I need a miracle right now..yeah
Entah sudah berapa kali kudengar alunan lagu itu, rasanya
aku benar – benar memerlukan keajaiban untuk
dapat mengembalikannya kehadapanku. Mengembalikan dia agar dapat kembali
mengisi hari – hariku, seperti dulu. Aku
merindukanmu Bryan, aku menginginkanmu ada disini..
Dan sudah berapa lama aku
mengurung diri dikamarku, ntah sampai kapan aku harus begini. Membiarkan diri
didalam keterpurukan yang tak berujung. Merasa bersalah atas kejadian yang
telah terjadi. Aku menginginkanmu Bryan,
sungguh. Teriakku dalam hati. Tak terasa air mataku turun deras. Aku menangis
lagi..
Saat itu yang kulihat ada Bryan disampingku, dia duduk
sambil merangkul tubuhku.
“jangan
pernah kau menyesali ini sayang. Ini bukan salahmu. Aku yang tak jujur padamu” katanya
“ini salahku Bryan, aku yang
menyebabkan semuanya terjadi. Maafkan aku “ kataku sambil menangis,
“kamu tidak salahh, jangan pernah
merasa bersalah atas semua kejadian ini. semua telah digariskan oleh Tuhan,
semuanya akan baik – baik saja.. percaya itu” katanya lagi.
“tapi aku..”belum sempat aku melanjutkannya. Bryan
meletakkan jarinya di bibirku
“kau akan baik – baik saja,..” katanya sambil melepaskan rangkulan
tangannya dari tubuhku
“kau mau kemana??” tanyaku sambil menarik tangannya
“aku tidak akan kemana – mana,. Dan jangan takut, akan ada
seseorang yang menyayangimu melebihi aku..” katanya
“tidak, aku hanya membutuhkanmu. Bukan
orang lain.. “teriakku.
Lalu dia melepaskan tanganku, dan pergi menjauh dariku,.
Hingga bayangannya pun tak terlihat lagi olehku. Aku masih menangis dan
menjerit.
“aku membutuhkanmu, Bryan.. jangan pergii..”teriakku
“claraa,, bangun sayang,, kamu kenapa??” tiba – tiba badanku tergoyang dan terdengar
seseorang memanggilku..
“aku mau ikut kamu...”teriakku sambil menangis.
“claraa, ini mama sayang. Ayo bangun..” mama terus memanggilku.
Kubuka mataku pelan – pelan, kulihat langit – langit yang berwarna putih dan begitu
melihat kesamping, mama dan papa menatapku cemas.
“maa, Bryan ma..” kataku sambil menangis.
“kenapa sayang.. kamu kenapa.. ingat
Bryan sudah gak ada. Kamu tau itu.” kata mama sambil memelukku
“ma bryan, maa” masih saja aku merengek dipelukannya.
Malam itu aku hampir tak bisa tidur, padahal ingin sekali
aku tidur agar aku dapat bertemu dengan Bryan lagi. Akhirnya aku baru tidur
saat jam sudah menunjukkan pukul 3 dinihari.
******
Hari ini aku hari pertama masuk kuliah sejak kepergian
Bryan, setelah hampir seminggu aku mengurung diri dikamar. Pagi papa yang
mengantarkan aku kekampus. Saat di mobil fikiran ku melayang, aku masih ingat
betul kejadiannya.
Dua hari sebelum meninggalnya Bryan
aku bertengkar dengannya, karena 2 minggu sebelumnya kulihat dia sedang
berpelukan dengan seorang perempuan yang tak kukenal. Namun pada akhirnya aku
tau bahwa perempuan itu adalah mantan pacarnya yang telah menikah dngan laki –
laki lain.
Saat itu kulihat dia memeluk perempuan itu dengan mesra. Saat ku
pergoki, Bryan terkejut dan mengatakan bahwa itu temannya yang sedang mendapat
masalah. Awalnya aku percaya, namun kejadian itu berulang sampai ke tiga kali.
Dan hal itu sangat sulit untuk kupercayai bahwa apa yang dikatakan Bryan benar.
Siang itu, aku bertemu dengannya dikampus setelah kuliah. Dia berusaha meminta
maaf padaku, namun sedikit pun tak kugubris dia, saat itu aku sangat
membencinya,.
“Clara,
maafkan aku. Akan ku jelaskan semuanya” katanya
“aku tidak punya bnyak waktu, aku sibuk.. “ kataku sambil beranjak dari kursiku
dan bergegas pergi.
Namun dia mengejarku.
“Clara,
tolong jangan begini... aku bingung harus bagaimana??maafkan
aku”
katanya
“aku juga tak mengerti bagaimana??”
“kita putus, aku kecewa denganmu..”
jawabku lagi.
Dia menarik tanganku dan
menggenggamnya erat. “
aku sayang kamu, Clara.. kamu sayang aku kan??” katanya
“itu
dulu, sekarang tidak. Kita putus Bryan, kita putus”
kataku sambil menarik tanganku.
Dan bergegas pergi. Ku dengar dia terus memanggilku, namun
aku tak menghirukannya.
Sepulang dari kuliah aku sibuk dengan
tugas –
tugas kuliahku yang banyak. Aku berusaha untuk melupakan permasalahnku dengan Bryan, aku tak ingin
semua itu mengganggu konsetrasi belajarku. Setelah semua tugasku selesai, aku
beranjak tidur, apalagi kulihat sudah jam 11.45 malam. Kulihat ponselku yang
kutaruh ditempat tidur mati, sialan ternyata batre nya habis. Langsung saja ku
charge ponselku dan aku langsung tidur.
Namun saat tidur beberapa kali aku terbangun, aku merasa seseorang memanggilku. Hingga pagi harinya aku terbangun saat mama mengetuk pintu kamarku
“Clara..
bangun sayang..??”
kata mama
“iya
, ma,..”
kataku sambil merapikan tempat tidurku. Dan langsung masuk kamar mandi.
Setelah sekitar 10 menit aku keluar
dari kamar mandi. Kulihat ponselku yang semalam ku charge masih mati, dan
langsung kuhidupkan. Saat kuhidupkan
langsung saja banyak pesan singkat yang masuk.. Aku bingung, tidak seperti biasanya dan akhirnya aku membaca salah satu pesan.
“Clara,
kamu dimana?? Bryan kecelakaan, sekarang dia ada dirumah sakit.”
Isi pesan sahabatku Cheryl Hawks.
Apa?? Bryan kecelakaan. Langsung saja
ku telpon Cheryl.. Tak lama kemudian telponnya diterima.
“Haloo, Cheryl. Ponselku
mati, aku tidak tahu. Apa?? Dia belum sadar. Ya aku kesana”
Jawabku panik.
Langsung saja aku menutup telponnya dan bergegas
pergi. Tak kuhiraukan, mama yang memanggilku untuk mengajak sarapan. Beruntung saat keluar rumah, ada taksi lewat dan aku langsung menumpanginya.
Sekitar 15 menit
aku sampai dirumah sakit. Aku langsung berlari kedalam menanyakan kamar rawat
Bryan. Tak lama kemudian aku menemukannya. Saat datang kulihat ada 3 sahabat
Bryan, Shane Filan, Nicky Byrne dan Kian
Egan,. Nicky, sahabat Bryan juga sepupu ku,, Aku langsung masuk dan menghampiri Bryan yang belum sadarkan diri,
kepalanya diperban, dan beberapa luka dikaki dan tangannya. Aku langsung
menangis dan memeluknya.
“kau kenapa??”
“Bryan
kecelakaan tadi malam, saat dia pulang dari club ...”kata
nicky
“dari club??”
tnyaku heran.
“iya
dari club, dia kesana bersama Mark. Saat diclub Bryan
minum, dan akhirnya dia mabuk. Bryan yang mabuk, memaksakan membawa mobil.
Akhirnya Bryan dan Mark kecelakaan...” jelas Nicky.
“Kata Dokter, ada pengaruh alkohol hingga mengakibatkan dia kecelakaan..”
kata Shane menambahkan.
Aku tersandar lesu di samping tempat
tidur Bryan sambil menangis, lemah rasanya tubuhku. Aku tau pasti disaat Bryan
sedang ada masalah dia akan minum, sampai mabuk. Aku berfikir apakah
pertengkaran kami kemarin siang menjadi penyebabnya. Air mataku langsung turun dengan derasnya.
Nicky langsung menenangkan ku.
“Tenang
lah Clara, kita sekarang hanya bisa berdoa supaya Bryan cepat sembuh..”
kata Nicky sambil memegang bahuku.
Masih saja aku menangis, “apa
yang harus kulakukan untukmu Bryan”
“kita
hanya bisa berdoa agar Bryan dan Mark tetap baik –
baik saja..”
kata Kian.
Saat itu ku putuskan untuk tetap
dirumah sakit untuk menjaga Bryan, tak sedikitpun aku meninggalkannya. Malam itu, tak terasa aku tertidur sambil
mengenggam erat tangannya. Kurasakan seseorang menggerakkan tanganku..
“Claa....”
awalnya suara itu kuanggap sebagaii mimpi.
“Claraa,..”
panggilnya lagi.
Aku membuka mataku pelan, kulihat
tangan Bryan bergerak. Aku langsung kaget..
“Bryan..
kau sudah sadar..”
“Claa,
maafkan aku..”
panggilnya sambil membuka matanya.
“Nicky,
Kian, Shane.. Bryan sadar,”
teriakku pada mereka. Mereka yang menunggu diluar langsung saja masuk kekamar
Bryan.
“Claa..
maaf.. aku,...”
belum sempat dilanjutkan kata –
katanya, aku langsung memeluk erat tubuhnya.
“Bryan,
kamu jangan berfikir yang macam-macam. Aku sudah memaafkanmu.." kataku
“Mark,
mana Ki..” dia mengalihkan pandangannya ke Kian.
“Mark,
ada. Keadaannya sama seperti kamu. Tadi sore dia sudah sadar, tapi..”
belum sempat Kian meneruskan perkataannya tiba – tiba ponselku berbunyi. Kulihat dilayar ponselku, Mama yang menelpon.
“Bryan,
mama nelpon. Aku keluar sebentar yaa..” kata ku. Bryan mengangguk.
Aku pun langsung
keluar dari kamar Bryan. Dan menerima telpon mama. Saat itu mama juga
mengkhawatirkan keadaan ku. Karena mama tau aku belum istirahat sedikit pun
sejak pagi tadi. Tapi aku bersikeras untuk tetap disini bersama Bryan. Akhirnya mama mengizinkanku untuk dirumah sakit malam ini, dan besok pagi aku harus pulang.
Selesai menelpon, aku masuk kekamar Bryan lagi. Kulihat sudah ada dokter dan
orang tua Bryan disana. Aku hanya duduk disofa diruangan Bryan sambil memperhatikan mereka,
sedangkan Kian, Nicky dan Shane sedang dikamar Mark. Setelah selesai memeriksa
Bryan, mereka keluar lagi..
“Clara,
om sama tante mau keluar untuk menemui dokter. Kamu jaga Bryan yaa.”
Tante Jane menghampiriku.
“Iya,
tante,..”
jawabku sambil mengangguk.
Lalu aku beranjak dari sofa dan duduk di kursi dekat
Bryan, kulihat Bryan sudah tertidur. Saat itu aku hanya diam sambil
memandangi Bryan, dan kudengar seseorang mengetuk pintu.
“yaa,
masuk..”
jawabku.
Saat masuk, kulihat seorang perempuan
datang, sambil menangis,. Awalnya aku bingung, namun beberapa saat terdiam aku
ingat. Dia mantan pacarnya Bryan yang
kemarin. Aku menunduk dan tak bersuara
saat dia datang sambil menangis dan memeluk Bryan.
“kau
kenapa Bryan..”
kata perempuan itu.
Rasanya sakit sekali melihat perempuan
itu memeluk Bryan, ingin aku marah, tapi aku sadar bahwa Bryan sedang sakit.
Kulihat Bryan terjaga dari tidurnya.
“krist...
“
panggil Bryan. Sepertinya Bryan risih saat dipeluknya.
“kenapa
kamu begini Bryan??, aku khawatir..”
katanya lagi.
“aku...
“
Bryan gugup.
Lalu aku berdiri dari tempat dudukku. “aku
keluar dulu..”
kataku sambil bergegas pergi.
“Claraa..
kamu.”
Bryan memanggilku.
“aku
ada urusan sebentar..”
jawabku sambil cepat –
cepat keluar.
Lalu aku duduk didepan kamar rawat
Bryan, aku bingung apa yang harus kulakukan. Apa aku harus pulang, tapi Bryan
sakit tapi sungguh sakit rasanya melihat mereka berdua.
Sekitar 10 menit aku diluar, kulihat perempuan itu keluar. Dia menangis
saat keluar dari kamar Bryan.
Aku tak tau apa yang terjadi, lalu aku
masuk kembali kekamarnya dan duduk sambil memejamkan mata.
“Claa..”
panggil Bryan..
Aku masih memejamkan mataku.
“Claraa,..”
panggilnya lagi sambil menyentuh tanganku. Aku masih saja diam.
“kau
tidak tidurkan?? maafkan aku Clara. Aku
bisa jelaskan semuanya..”
katanya
Aku diam karena masih kesal, namun tak terasa
air mataku jatuh. Aku membuka mataku dan menatapnya.
“Claraa,
aku sungguh mencintaimu..”
katanya
Aku mengangguk pelan, tapi sulit
rasanya untuk kukatakan aku juga mencintainya.
“yaa,
aku juga..”
jawabku pelan.
“dia,,,”
katanya namun kuletakkan jariku
dibibirnya. Aku tak ingin mendengar lagi tentang masalah itu. aku tak mungkin
membahasnya saat Bryan masih sakit..
“aku sudah memaafkanmu, kamu jangan mikir apa - apa lagi. Sekarang kamu istirahat.
Supaya cepat sembuh..”
kataku
“Claraa,,”
katanya lagi.
“aku
akan ada disini malam ini denganmu.." kataku sambil mengenggam erat tangannya.
Lalu kutundukkan kepalaku disamping
Bryan.. Kupejamkan mataku walau aku sama sekali tidak ingin tidur. Saat itu
Bryan membelai wajahku. Beberapa kali dia menciumku. Namun aku masih memejamkan
mataku.